my pet.....

Kamis, 23 Mei 2013

Sekilas mengenai Agama Sikh



A.    Sejarah
Sikhisme (bahasa Punjabi: ਸਿੱਖੀ) adalah salah satu agama terbesar di dunia. Agama berkembang terutamanya pada abad ke-16 dan 17 di India. Kata Sikhisme berasal dari kata Sikh, yang berarti "murid" atau "pelajar". Kepercayaan-kepercayaan utama dalam Sikhisme adalah:
Percaya dalam satu Tuhan yang pantheistik. Kalimat pembuka dalam naskah-naskah Sikh hanya sepanjang dua kata, dan mencerminkan kepercayaan dasar seluruh umat yang taat pada ajaran-ajaran dalam Sikhisme: Ek Onkar (Satu Tuhan).
Ajaran Sepuluh Guru Sikh (serta para cendekiawan Muslim dan Hindu yang diterima) dapat ditemukan dalam Guru Granth Sahib.
Sikhisme dipengaruhi pergerakan perubahan dalam agama Hindu (misalnya Bhakti, monisme, metafisika Weda, guru ideal, dan bhajan) serta Islam Sufi. Agama ini berangkat dari adat-adat sosial dan struktur dalam agama Hindu dan Islam (contohnya sistem kasta dan purdah). Filsafat dalam Sikhisme bercirikan logika, keseluruhan (bersifat komprehensif), dan pendekatan yang sederhana terhadap masalah-masalah spiritual maupun material. Teologinya penuh kesederhanaan. Dalam etika Sikh, tidak ada konflik antara tugas pribadi terhadap diri sendiri dengan masyarakat.
Sikhisme berasal dari daerah Punjab di India, namun kini pengikutnya juga dapat ditemukan di berbagai penjuru dunia yang mempunyai komunitas India. Di Asia Tenggara, umat Sikh banyak ditemukan di Malaysia dan Singapura. Umat Sikh dapat dikenali melalui namanya yang kebanyakan diakhiri Singh untuk pria dan Kaur untuk wanita[1].
Sepuluh guru beserta peranan masing-masing dalam perjalanan sejarah agama Sikh[2]
1.      Guru pertama, Guru Nanak, dianggap sebagai pendiri agama Sikh. Riwayat hidupnya sudah diuraikan.
2.      Guru Angarh (1539-1552).
Ia menjadi guru karena ditunjuk langsung oleh Guru Nanak sebagai penggantinya. Dengan kebijaksaannya, ia berhasil mencegah terjadinya perpecahan antara para pengikutnya dengan mereka yang mengikuti putra Guru Nanak, Sri Chand, yang menuntut bahwa dialah yang berhak untuk menggantikan bapaknya.
3.      Guru Amar Das (1552-1574).
Peranan utamanya adalah mengorganisir orang-orang Sikh menjadi 22 sangat atau jamaah dan mendirikan lembaga yang dikenal dengan Guru-ka-Lengar atau Dapur Umum, tempat dimana semua orang dari seluruh kasta dengan bebas mengambil makanan bersama-sama. Amar Das dianggap sebagai guru yang berusaha keras mengadakan perubahan sosial atau pembaharu sosial yang besar. Amar Das juga melarang orang Hindu melakukan pemujaan terhadap Sakti, membakar janda yang ditinggal mati suaminya.
4.      Guru Ram Das (1574-1581).
Guru ini memulai penggalian danau besar yang disebut Amritsar, juga merencanakan konstruksi kuil emas di tengah-tengah danau tersebut. Lokasi danau itu disediakan oleh Sultan Akbar dan peletakan batu pertama pembangunan kuil tersebut dilakukan oleh seorang sufi besar, Hazrat Mian Meer dari Lahore. Ram Das mulai melakukan tradisi mengumpulkan sumbangan tetap, semacam zakat, dari para pengikutnya. Sumbangan ini dimaksudkan untuk mengatur masyarakat Sikh yang semakin nyata wujudnya. Dia juga mulai mengangkat pejabat-pejabat yang disebut Masand untuk memimpin upacara agama dan mengumpulkan sumbangan tersebut. Ram Das adalah guru pertama yang menunjuk putra sebagai penggantinya.
5.      Guru Arjun (1581-1606).
Guru ini memainkan peranan yang sangat penting dan menentukan dalam sejarah agama Sikh dan para pengikutnya. Hal ini disebabkan: pertama, ia menyelesaikan pembangunan kuil emas Amritsar; kedua, ia menyempurnakan penyusunan kitab suci agama Sikh, Adi Granth; ketiga, ia mengorganisir orang-orang Sikh menjadi satu masyarakat yang berdiri sendiri terpisah dari lainnya, dengan kitab suci sendiri yang ditulis berdasarkan naskah-naskah mereka sendiri, dengan danau suci dan rumah ibadah sendiri pula. Guru Arjun dianggap sebagai Sachcha Padshah (kaisar yang benar) oleh para pengikutnya. Arjun telah mengadakan inovasi terhadap agama Sikh, seperti menciptakan pakaian pimpinan kebaktian, memperluas ajaran-ajaran agama Sikh berdasarkan ijtihadnya sendiri, dan menata masyarakat Sikh ke arah suatu masyarakat yang bakal menjadi satu kerajaan yang dicita-citakannya. Arjun adalah guru pertama yang mengambil peranan aktif dalam kehidupan politik sehingga terlibat dalam konflik dengan kaisar Jehangir (1605-1927).
6.      Guru Har Gobind (1606-1645).
Karena golongan Sikh sudah terlibat dalam pertentangan-pertentangan Karena golongan Sikh sudah terlibat dalam pertentangan-pertentangan politik secara terbuka dan langsung sejak masa Guru Arjun, maka Har Gobind mulai berpikir tentang keamanan dan keselamatan dirinya. Untuk itu, ia mengangkat pengawal-pengawal pribadi dan memerintahkan para pengikutnya untuk memasuki dinas ketentaraan. Di kuil-kuil Sikh nyanyian-nyanyian suci yang penuh kedamaian digantinya dengan mendengarkan lagu-lagu perjuangan. Selain itu, kursus-kursus keagamaan diganti pula dengan pelajaran tentang rencana-rencana penaklukan atau strategi militer. Dibawah kepemimpinannya, kaum Sikh berusaha menggempur pasukan-pasukan kerajaan kaisar Shah Jehan.
7.      Guru Har Rai (1645-1661).
Ia adalah cucu Har Gobind. Ia berusaha keras meningkatkan semangat kemiliteran kaum Sikh. Untuk itu, ia menjalin kerjasama dengan Dara Shikoh, seorang moderat, putra Shah Jehan. Har Rai pernah membantu Shikoh dalam peperangannya melawan Aurangzeb sampai mencapai kemenangan.
8.      Guru Hari Krishen (1661-1664).
Guru Har Rai tidak menunjuk putranya yang tertua, Ram Rai, menjadi penggantinya, melainkan Hari Krishen, putranya yang kedua. Hal ini disebabkan karena putra tertuanya itu menjalin hubungan dengan musuhnya, Aurangzeb, seperti yang telah disebutkan diatas. Hari Krishen sendiri waktu itu masih kecil. Oleh karena itu, pengangkatannya adalah sebagai simbol belaka, karena ia meninggal saat usia Sembilan tahun. Ram Rai tidak mau patuh dan tidak menerima adiknya sebagai guru. Ia memisahkan diri dan mendirikan sekte sendiri bersama para pengikutnya. Mulai saat itu gejala perpecahan di kalangan kaum Sikh semakin terlihat.
9.      Guru Tegh Bahadur (1664-1675).
Pada saat Hari Krishen meninggal dunia, beberapa orang utama di lingkungan kaum Sikh tampil menuntut agar diangkat menjadi guru penggantinya. Pilihan akhirnya jatuh pada Tegh Bahadur. Ram Rai, saingan terdekatnya, semakin kecewa karena merasa bahwa yang paling berhak menjadi guru menggantikan adiknya adalah dirinya sendiri. Kekecewaannya itu membuatnya semakin memisahkan diri dari kaum Sikh pada umumnya, dan menjadikan dirinya sebagai musuh utama Tegh Bahadur. Namun, Tegh Bahadur ternyata orang yang kuat dan berhasil menjadikan dirinya sebagai seorang panglima perang yang pertama bagi kaum Sikh yang telah berhasil memperluas pengaruh agama Sikh sampai ke wilayah-wilayah India bagian selatan, bahkan sampai ke Ceylon.
10.  Guru Govind Singh (1675-1708).
Selain Guru Har Gobind yang sempat menjadi guru selama kurang lebih 39 tahun, maka Guru Govind Singh adalah guru kedua yang paling lama menjabat sebagai guru, yaitu 33 tahun. Ia adalah putra Tegh Bahadur. Selama dua puluh tahun ia berhasil menahan diri dari dendam terhadap orang yang membunuh ayahnya. Waktu selama itu ia pergunakan untuk mengkonsolidasi diri dan kekuatan. Ia menyusun rencana untuk menjadikan dirinya sebagai jagoan Hindu melawan penguasa Mughal. Untuk itu, ia berusaha memperbesar masuknya pengaruh Hindu ke dalam agama Sikh. Ia mulai menulis beberapa cerita tentang dewa-dewi Hindu. Syair-syair agama Hindu, yang dikutipnya dari Ramayana dan Mahabharata, dikembangkannya di kuil-kuil Sikh bersama-sama dengan Adi Granth.
Guru Govind Singh menetapkan adanya upacara yang disebut Khanda-di-Pahul (pembaptisan dengan mata pedang) untuk membaptiskan lima orang murid pilihannya yang utama dengan perangkat pembaptisan yang terdiri dari sebuah mangkuk berisi air dan gula. Air diaduk dengan sebuah pisau besar atau sebuah pedang kecil yang bermata dua (disebut Amrita). Lima orang murid pilihannya disebut Piyaras, meminum Amrita tersebut. Setelah itu mereka disuruh memakan apa yang disebut Karah Parshad, sejenis bubur. Setelah mengikuti upacara pembaptisan, para murid diresmikan memakai nama singh di akhir nama masing-masing. Maksud pemakaian nama tersebut adalah agar setiap pemimpin Sikh memiliki keberanian seperti keberanian singa-singa di dalam hutan. Selain menerima pembaptisan dan menyandang nama Singh, mereka juga harus memakai lima istilah simbol, yang setiap istilah tersebut dimulai dengan huruf “K”:
* Kes (rambut dan jenggot yang tidak dipotong),
* Kangha (sisir);
* Kirpan (pedang);
* Kach (celana panjang sampai lutut);
* Kara (sebuah gelang yang terbuat dari baja).
Lima hal tersebut menjadi pertanda utama untuk menentukan golongan Sikh pengikut guru kesepuluh. Selain itu, Guru Govind Singh juga berpesan kepada murid-muridnya yang telah dibaptis itu agar mereka terus mewarisi semangat dimana saja dan kapan saja mereka berada.
B.     Ajaran dan Praktek
*      Ajaran-Ajaran Guru Nanak
1.       Tentang Tuhan Yang Maha Esa
Dalam ajarannya mengenai Tuhan Yang Maha Esa, Guru nanak selalu menegaskan bahwa Tuhan adalah Tunggal, Yang Maha Esa. Ia tiada termanifestasikan dan juga termanifestasikan dalam segala hal, tiada terbatas. Maka itu Guru Nanak mengajarkan bahwa, kalau orang ingin kebahagiaan dan menemui Tuhannya, carilah Ia dalam jiwa. Menurut Guru Nanak, Tuhan adalah Pencipta tetapi juga Pemusnah. Ia adalah Pemberi tetapi juga Ia adalah Peminta kembali. Tiadalah terbatas kebajikan, rahmat, inspirasi, jangkauan, penglihatan, dan cipta tuhan. Dan tiadalah ada bandingannya kemurahan, penerimaan, pengampunan, dan perintahnya.
2.        Tentang Sabda Adalah Kata Tuhan
Menurut Guru Nanak, Sabda adalah Kata Tuhan. Karena itu Guru Nanak menganjurkan agar tiap orang dapat menyatukan dirinya dengan Sabda untuk mengerti misteri hidup di dunia kini dan di dunia kelak. Dan apabila orang telah menyatukan dirinya dengan Sabda tersebut maka ia harus melaksanakan Sabda itu dan dengan melaksanakan Sabda itu orang dapat menentun orang lain, kesadarannya terangkat menuju kemanusiaan universil, terbebas dari duka dan derita dan lepas dari roda inkarnasi, menuju kelepasan dan kedamaian abadi. Sabda dalam arti kata yang sebenarnya adalah Kata Tuhan. Dan Sabda mengungkapkan dirinya dalam seluruh cipta Tuhan, bergetar tiada terbatas, ke setiap penjuru,juga ke setiap hati sanubari manusia. Sumber bahagia dan damai dapat dijumpai dimana-mana melalui Sabda dan dengan Sabda, Tuhan menampakkan diriNya.
3.        Tentang Guru sebagai Penuntun Hidup Abadi
Dengan tuntunan seorang Guru yang arif-bijaksana, yang suci dan yang agung, pengabdian kepada Tuhan dapat diarahkan dengan tepat dan mencapai tujuan, sebab Guru itu akan memperlihatkan tempat yang sebenarnya, akan membuka misteri alam semesta ini dan membawa kebahagiaan dan ketentraman ke dalam hati setiap penganut. Guru sejati akan membawa orang ke seberang ke pantai samudera kedamaian, akan membuat Sabda bergetar dalam sanubari manusia, melagukan nyanyi suci, akan mengantar ilham kerinduan akan Tuhan, akan membuka mata hati untuk melihat visi Tuhan. Guru adalah index pikiran Tuhan, lautan ketenangan yang dalam dan luas dan penghapus dosa.
4.        Tentang Praktek-Praktek Spirituil
Bagi Guru Nanak, hidup spirituil adalah melaksanakan praktek-praktek spirituil dengan tunduk kepada Sabda Tuhan melalui petuah-petuah dan ajaran-ajaran Guru. Mendengarkan Sabda, menurut Guru Nanak, adalah mempraktekan Sabda itu. Dan mempraktekkan Sabda itu berarti melaksanakan tugas hidup di dunia ini bagi kebajikan dan kebenaran. Tuhan adalah Penuntun yang memimpin kita lewat SabdaNya (Satnam), lewat kongregasi para pendita (Satsangat) dan lewat Guru sejati (SatGuru).
Dan melaksanakan tuntunan Tuhan ini adalah melaksanakan praktek spirituil. Praktek spirituil berarti menumbuhkan persaudaraan universil, mendalami pengetahuan dan buku suci, mengampuni orang yang bertobat, melaksanakan Kirtan, mempraktekkan perbuatan-perbuatan suci, sabar,sederhana, rela memberi, penuh kash sayang, berkata benar, melawan nafsu jahat, bekerja keras, berbuat kebajikan selalu, membela kebenaran. Bagi Guru Nanak, penyiksaan diri sebagai praktek spirituil atau bertapa yng membabi-buta atau menggunakan jubah agama berlebihan atau berbuat amal dan ibadah secara formil belaka, adalah hipokrit yang tida sesuai dengan Sabda Tuhan.
*      Keyakinan tentang Ilahiat
Keyakinan tentang Ilahiat di dalam agama Sikh itu dapat dijabarkan dengan istilah Mystic Monotheism. Guru Nanak menerima pokok keyakinan di dalam agama Islam tentang keesaan Allah Maha Kuasa, tidak beranak, tidak diperanakkan, tanpa ada suatu pun mirip denganNya, menciptakan alam semesta, dan punya wewenang penuh atas makhlukNya. Dengan begitu, Guru Nanak menolak Polytheism yang dianut agama Hindu. Tetapi, Guru Nanak menerima pokok keyakinan di dalam agama Hindu bahwa zat Allah Maha Kuasa itu meresapi seluruh alam, yaitu Pantheism.
*      Keyakinan tentang Alam dan Manusia
Alam semesta itu ciptaan Tuhan dan fana. Tiada satupun yang kekal kecuali Tuhan. (131, 231, 642). Segala apapun di dalam alam semesta itu hanya maya. (188, 189).
Nanak adalah hamba-Nya. Dia itu Tuhan Maha Kuasa. (644). Selama manusia terpikir bahwa sesuatunya itu dilakukan sendiri, maka ia akan tidak bahagia. (400). Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya terjadi. Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya menjalani fungsinya. Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya dikuasai oleh maut. Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya terserap ke dalam Yang Maha Benar. Hai Nanak! Apapun yang dikehendaki Tuhan, semuanya terjadi. Tiada satupun berada di bawah wewenang makhluk-Nya. (135, 78). Granth Saheb, yang merupakan kitab suci di dalam agama Sikh itu, tidak ada berbicara tentang kiamat dan kebangkitan dan peradilan Ilahi, yakni permasalahan eskatologi. Hal itu disebabkan Guru Nanak menerima pokok keyakinan di dalam agama Hindu tentang Karma, Samsara, dan Nirvana.
*      Keyakinan dalam agama Sikh
Pokok kebaktian di dalam agama Sikh bagi mencapai keselamatan adalah: Tafakkur dan Zikir. Menurut konsepsi Upanishads di dalam agama Hindu ialah: dhyana-yoga dan Samadhi.
*      Hari-hari Besar
1.       Baisakhi atau Tahun Baru
Baisakhi juga dieja Vaisakhi, yaitu festival yang diadakan untuk merayakan Tahun Baru Sikh dan pendiri komunitas Sikh, yang dikenal dengan Khalsa, pada tahun 1699. Festival ini dirayakan pada tanggal 13 atau 14 April. Yaitu festival panen di Punjab, yang menjadi festival Sikh yang paling penting.
2.      Diwali atau Festival Cahaya
Festival ini adalah festival cahaya yang dirayakan pada akhir Oktober atau awal November. Festival ini dirayakan oleh orang Sikh, Hindu, dan Jain. Untuk Sikh, Diwali ini sangat penting dirayakan karena untuk merayakan pembebasan Guru Har Gobind dari penjara dan 52 pangeran lainnya, pada tahun 1619. Sikh merayakan kembalinya Guru Har Gobind dengan menyalakan Kuil Emas dan tradisi ini berlanjut hingga saat ini.
3.      Hola Mohalla
Hola Mohalla berasal dari kata “Mohalla” dalam bahasa Punjab, yang berarti prosesi terorganisir dalam bentuk tentara yang diiringi drum perang dan bergerak dari satu Negara ke Negara lain. Festival ini dirayakan setiap tahun pada bulan Maret[3].


[2] Mukti Ali, Agama-Agama Dunia, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988. Hal. 191-192

[3] http://www.bbc.co.uk/schools/religion/sikhism/.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar