A. Sejarah
Persia
tapi sekarang lebih dikenal dengan sebutan Iran karena banyak
peninggalan-peninggalan Persia berada di Iran. Iran sendiri merupakan sebutan
yang diberikan oleh para penulis Yunani. Dari beberapa tulisan sejarah,
peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iranm lalu diikuti dengan peradaban
Elam. Pada millennium kedua dan ketiga sebelum masehi, bangsa Arya hijrah ke
Iran. Kemudian bangsa ini terpecah menjadi Persia dan Media, keduanya
berasimilasi dengan suku setempat[1].
Kekaisaran
Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)
Dari tulisan-tulisan sejarah,
peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa
Arya hijrah ke Iran dan mendirikan
kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728SM-550SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri
bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran
Akhemeniyah
(648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung.
Koresh Agung juga terkenal sebagai
pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan,
tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan
dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini
kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia setelah
zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian
diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM)
dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang dan
dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun dan menjadikannya
pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui dan sebuah jalan raya
dibangun menghubungkan Susa dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan
Kerajaan.
Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga
Shekel (syiling perak)
diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan dan diterbitkan
di dalam prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresh yang
Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang
terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah
kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati
budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran
Seleukus (330SM ~ 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran
Akhemeniyah
diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal
dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat
dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.
Kekaisaran
Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Kekaisaran Parthia
Parthia bermula dengan Dinasti
Arsacida yang
menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan
wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh
bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok berkuda,
tentara berkuda yang berperisai dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda
yang bersenjata ringan dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu, tentara
Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk
mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan,
menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah
pihak gagal mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran Parthia tegak selama lima
abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan
kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran
Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Kekaisaran Sassania pada zaman kegemilangannya.
Ardashir
I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi dan
militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr
(atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".)
Sejarah Iran seterusnya diikuti
dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut
sejarawan, Persia kalah dalam Perang
al-Qādisiyyah
(632 M) di Hilla, Iraq. Rostam
Farrokhzād, seorang
jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab
di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka
tidak keruan dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas
Persia.
Era Sassania menyaksikan memuncaknya
peradaban
Persia, dan
merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh dan kebudayaan Sassania
kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia[2].
B.
Agama
Peradaban
Persia telah memperkenalkan tiga agama utama yaitu Zoroastrianisme,
Manikeanisme,
dan Bahá'í.
Agama-agama lain termasuk Mazdak
dan Manikeanisme
yang keduanya secara tidak langsungnya memengaruhi agama Kristen:
Keduanya berakar dari agama Zoroastrianisme.
Sekarang, banyak cendekiawan memperdebatkan tentang agama yang mana terbit
dahulu, Zoroastrianisme
atau Yahudi.
Tetapi mereka telah bersetuju bahwa Zoroastrianisme
datang dahulu kalau diambil dari perspektif angelologi
(doktrin tentang malaikat), demonologi
(doktrin tentang setan) dan doktrin mengenai kiamat dan bencana alam.
Sekarang,
mayoritas orang Persia beragama Islam
(aliran Syi'ah)
dan juga terdapat kelompok minoritas beragama Islam
(aliran Sunnah Waljamaah),
Zoroastrianisme,
Kristen,
Yahudi
dan Bahá'í.
Terdapat juga ateis
dan agnostik.
Orang Persia mulai memeluk Islam sekitar tahun 637
– 651.
Hal itu terkait rapat dengan penyebaran Islam pada zaman Khulafa'ur Rasyidin[3].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar