my pet.....

Kamis, 23 Mei 2013

sekilas mengenai sejarah Agama Mesopotamia dan Babylonia



A.    Sejarah
Secara Etimologi Mesopotamia berasal dari Bahasa Yunani yang Artinya “Between the Rivers” yaitu Dua Sungai. Sungai yang dimaksud adalah Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Dilihat dari kondisi Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah tandus.[1]
Berabad-abad lamanya Mesopotamia telah menjadi pusat akulturasi terbesar yang pernah ada karena telah terjadi migrasi besar ke arah Mesopotamia dari berbagai arah seperti Arabia dan Mesir. Maka tidaklah heran jika Mesopotamia menjadi daerah yang memiliki banyak keragaman contohnya dalam hal Hukum, hukum yang berlaku adalah “hierarchies of deities” yakni hukum “Para Dewa” baik yang bersifat Indigenos maupun Imigran.[2]
Dari Timeline diatas dapat dilihat bahwa Mesopotamia memiliki tiga Peradaban bangsa besar yaitu :
1.      Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak 5000 SM, peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun 2000 SM sekaligus abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia (amori) dan Asyyiria.
2.      Bangsa Akkadia
Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi.[3]
Seperempat abad setelah itu Munculah raja pertama dari Imperium Akkadia dia adalah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), ia mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari Mesopotamia. Secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria
3.   Bangsa Amori (Babilonia)
Penduduk asli babilonia berasal dari bangsa Amori yaitu rumpun ras semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab pada millennium ke-3 SM kemudian mereka menetap di wilayah yang dikenal dengan daerah Mari yang sebelumnya dikuasai oleh bangsa Sumeria dan Akkadia. Lambat laun bangsa Amori mulai menggerogoti imperium Akkadia dan berhasil mendirikan sebuah kota yang diberi nama Babylon, sekaligus ibu kota dari bangsa Amori, Sosok Samuabi sering disebut-sebut sebagi pendiri pertama Dinasti Amori pada tahun 1830 SM.[4]
Kehidupan dan peradaban bangsa Amori yang menjadi Cikal bangsa Babylon sangatlah berbeda dengan pola peradaban bangsa Mesopotamia lainnya, bangsa Amori mampu menciptakan sebuah model civil-peradaban baru hingga mencapai puncaknya pada masa Raja Amori yang terkenal yaitu Hammurabi (1728-1686).
Pada masa pemerintahan Hamurabi Babylon sangat dikenal oleh bangsa lain karena kekuatan ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil menghalau orang-orang Elam (Iran) dan menguasai wilayah pegunungan diarah Utara dan Timur laut Mesopotamia. Tidak hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat kekuasaannya dengan cara beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang pemerintahan ia pun membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan masyarakat dan kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi lain kuil-kuil tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan para pendeta dan ahli agama juga turut menjadi perhatiannya. Sepeninggal kekuasaan Hamurabi, Babylonia semakin melemah hingga pada akhirnya Bangsa Hitties yang berasal dari Asia kecil dan utara Syiria menyerang Babylon dan menaklukannya namun mereka kembali lagi ke Negara asalnya,  namun malangnya Babylon mendapat serangan kedua dari bangsa Khaskhi yang berasal dari pegunungan timur laut Mesopotamia sekitar tahun 1550 SM dan berhasil dikuasainya.
Setalah itu Babylon mengalami kekalahan terus menurus hingga muncul Nabopolasar dan Babylon mengalami kemajuan lagi  setalah dia wafat digantikan oleh anaknya Nabukadnezar Babylon semakin berkembang. Tapi setelah digantikan oleh anaknya Amel Marduk Babylon mengalami kemunduran karena Amel Marduk tidak cukup kuat.
4.      Bangsa Assyiria[5]
Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien.
Shalmaneser I adalah orang pertama yang mendirikan Negara Assyria (1206-1280 SM) putranya, Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Imperium Assyiria mencapai puncaknya selama pemerintahan Sargon II  karena kekuatan militernya tidak tertandingi.
B.     Praktek dan Kepercayaan
a.       Kerajaan Sumeria
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, diantaranya, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air).
b.      Bangsa akkad
Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh. Bangsa akkad juga menganut kepercayaan yang sebelumnya dianut oleh bangsa Sumeria. Meski demikian terdapat pula nama-nama dewa baru yang masyhur dikalangan masyarakat Akkadia seperti Najrusu dan Ishtar (Dewi venus). Orang-orang Akkadia juga menyembah api. Mereka menganggapnya sebagai sumber utama kehidupan dan kebaikan, keadaan (penyembahan api) ini terus berlangsung, bahkan hingga masa peraadaban Amori.
c.       Amori/Babylon
Hampir setiap negara dan kota mempunyai dewa-dewa sendiri. Sungguhpun demikian ada tiga dewa yang penting yaitu  Anu (Uruk) Dewa langit, Ea (Eridu) Dewa air, dan Enlil (Nippur) Dewa bumi. Dari ketiga dewa itu Enlil yang paling berkuasa. Akan tetapi sejak bangsa Amori berkuasa, maka dewa bangsa Amori yaitu Marduk menjadi dewa yang paling berkuasa. Marduk adalah nama lain dari Shamash (Dewa matahari). Kedudukan Marduk  pun semakin penting. Orang Amoria percaya bahwa Marduk adalah dewa yang bijaksana. ia akan melindungi orang baik dan mnghukum orang jahat. Marduk  tidak saja menjadi dewa Babilonia, tetapi menjadi dewa yang paling berkuasa untuk seluruh mesopotamia. Marduk menjadi dewa utama bangsa-bangsa kassit, Asiria, khaldea, bahkan kemudian juga diakui oleh bangsa persia dan Masedonia (semasa iskandar agung).[6]
d.      Assyiria
Rasa keagamaan bangsa Assyria tidak mengakar kuat dalam diri mereka. Karenanya bangsa Assyria mengadopsi ibadah, ritual dan dewa-dewa bangsa tetangga, seperti Sumeria, Akkadia, Babilonia dan Arami. Namun diantara semua bangsa tersebut, mereka unggul dibidang pembangunan dibidang kuil dan menara-menara menjulang tinggi. Selain itu mereka tetap menyembah dewa mereka yaitu Ashur yang dilambangkan dengan bulatan matahari bersayap. Lambang tersebut awalnya merupakan simbol asli bangsa mesir tetapi kemudian diadopsi oleh bangsa Hittites lalu diambil bangsa Assyria.


[1] www.mesopotamia.co.uk, The British Museum (Di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[2] Alfred Warren Matthews, “World Religions” Third Edition (Canada: Wadshworth Publishing Company, 1999), h. 255
[3] Sami h. 384
[4] Sami, h. 388
[5] www.mesopotamia.co.uk, The British Museum (Di unduh tanggal 10 Maret 2013)
[6] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Sejarah Umum (Jakarta: 1979), h. 26.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar